Thursday, November 14, 2013

BAB III : REFLEKSI DAN KESIMPULAN

3.      Kesimpulan dan Refleksi
Keadilan dan penggunaan HAM yang terjadi dalam konflik tersebut adalah Hal yang membuat adil atau tidak adil dalam kasus tersebut adalah pelaku melakukan kekerasan terhadap korban, padahal dalam Undang – undang telah dinyatakan bahwa siapa saja memiliki hak bebas untuk hidup tidak disiksa atau dianiaya. Pelaku juga tidak mendapatkan hukuman yang setimpal dengan perbuatannya, sehingga hal tersebut dapat dikatakan tidak adil.
Perintah Tuhan berkaitan dengan kasus kekerasan ini disampaikan dalam injil Matius 5 : 44 yang berbunyi : “44 Tetapi aku berkata kepadamu : Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu.” dan Lukas 6 : 27 – 28 yang berbunyi: “27 Tetapi kepada kamu, yang mendengarkan Aku, Aku berkata : Kasihilah musuhmu, berbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu; 28 mintalah berkat bagi orang yang mengutuk kamu; berdoalah bagi orang yang mencaci kamu.” Kedua ayat yang serupa tersebut ingin menyampaikan kepada kita bahwa Tuhan ingin kita mengasihi musuh kita, bukan membenci musuh kita, apalagi melawan kekerasan dengan kekerasan seperti dalam kasus penyiraman air raksa ini. Melawan kekerasan dengan kekerasan hanya akan memperburuk keadaan, tetapi sebaliknya, apabila kita melawan kekerasan dengan kasih, terciptalah kedamaian.

Refleksi :
1.      Sikap agar HAM dapat dijunjung tinggi :
Arini, XIA1 – 1
Sikap saya yaitu menghargai hak semua orang dan tidak membeda bedakan satu sama lain.

Cherlita, XIA1 – 2
Menurut saya, agar HAM dijunjung tinggi, saya akan bersikap sebagai berikut :
1. Sikap toleransi dan saling menghargai antar sesama
Sikap toleransi ini tidak terbatas hanya pada toleransi antar suku, agama, ras, dan golongan saja, melainkan juga penghargaan atas hak dan kewajiban orang lain dalam masyarakat.
2.      Kesadaran hukum
Maksud kesadaran hukum disini ialah setiap orang harus sadar dan mengerti akan hukum dan aturan yang ada di masyarakat serta mematuhinya. Tetapi, sikap patuh tersebut bukan semata – mata karena rasa takut akan hukum tersebut, melainkan adanya perasaan bahwa hukum diperlukan untuk mencapai kesejahteraan dan keteraturan.
3.      Keseimbangan antara hak dan kewajiban
Setiap orang memiliki hak asasi manusia, yang diantaranya adalah hak untuk hidup, hak untuk bebas, hak untuk tidak disiksa, hak untuk memilih pekerjaan, agama, dan lain sebagainya. Di sisi lain kita juga memiliki beberapa kewajiban yang harus kita jalankan dalam hidup bermasyarakat. Kewajiban itu antara lain menghargai hak orang lain, menaati hukum yang berlaku, dan menjalankan perintah agama.

Fredo, XIA 1 – 7
Menurut saya, agar HAM dapat dijunjung tinggi maka saya akan bersikap :
Agar HAM dapat dijunjung tinggi, sikap saya yang tepat adalah :
1.      Melaksanakan hukum yang berlaku.
Dengan adanya hukum, diharapkan agar segala persoalan dalam kehidupan manusia dapat diatasi dengan seadil-adilnya. Dengan demikian, keadilan dapat menjunjung tinggi HAM.
2.      Menghormati hak dan privasi orang lain.
Hak dan kewajiban adalah salah satu komponen yang penting untuk dijaga dan dihargai oleh setiap orang. Juga tidak menutup kemungkinan privasi tergolong dalam HAM. Kita harus menghargai hak dan urusan pribadi orang lain, agar HAM tetap dapat dijunjung tinggi.

G. Henry, XIA 1 – 8
      Saya akan menegakkan keadilan dengan tidak terlibat terhadap kekerasaan antar pelajar, menjauhkan masa dari konflik yang dapat mengakibatkan permusuhan dan kekerasan. Salah satu contoh dari tindakan tersebut adalah memediasi konflik antar pelajar.

Tiffany, XIA 1 – 19
Menghargai orang lain, berani membela keadilan dan menegur yang berbuat salah atau tidak benar, bersikap jujur, tidak seenaknya sendiri (egois) adalah beberapa sikap yang dapat kita buat untuk membela hak asasi setiap manusia. Tidak membeda-bedakan sesama berdasarkan SARA-nya, menerima sesama apa adanya, tidak merendahkan mereka dan mau berhubungan/bersosialisasi dengan siapa saja, bersikap terbuka, tidak mengucilkan siapapun.

2.      Sikap sebagai tokoh penyelesai masalah :
Arini, XIA1 – 1
Saya sebagai tokoh penyelesai masalah akan menyelesaikan masalah ini dengan seadil mungkin dan sebenar benarnya sesuai dengan kenyataan yang terjadi.

Cherlita, XIA1 – 2
Disini tokoh penyelesai masalah yang berperan ialah polisi. Seandainya saya sebagai polisi, saya akan menyelesaikan masalah ini seadil – adilnya, dengan pertama – pertama mengadakan pengendalian sosial dengan mediasi, yaitu menengahi permasalahan antar siswa. Pertama – tama saya akan menggali keterangan dan cerita dari masing – masing pihak, kemudian menganalisisnya. Setelah dianalisis, saya akan melihat sisi masing – masing pihak. Bila salah satu bersalah, melihat keadaannya sebagai pelajar, memang perlu dihukum tetapi dengan proporsi yang pas. Misalnya dengan membinanya di kepolisian agar tidak mengulangi hal serupa. Karena sebagai pelajar, ia masih punya kewajiban belajar sehingga tidak usah di penjara.

Fredo, XIA 1 – 7
Apabila saya terpilih sebagai tokoh penyelesai masalah, hal yang dapat saya lakukan untuk menyelesaikan masalah adalah menjalankan hukum sesuai dengan prosedur dan aturan yang berlaku. Hal itu disebabkan karena hukum adalah hasil dari kesepakatan bersama. Dengan demikian, masalah yang sedang terjadi dapat diselesaikan secara adil dan tidak merugikan pihak mana pun.

G. Henry, XIA 1 – 8
      Memediasi dan tidak memihak, menjadi tokoh netral yang dapat menyelesaikan masalah dengan damai. Karena saya percaya segala konflik dapat di selesaikan tanpa kekerasan dan jalan terbaik adalah toleransi.

Tiffany, XIA 1 – 19
Pertama-tama saya akan mempertimbangkan terlebih dahulu dan mengetahui secara lebih mendalam segala perincian dari permasalahan yang ada, karena jika saya tidak/kurang benar-benar mengerti permasalahan apa yang ada maka saya nantinya akan kesulitan untuk memecahkannya. Setelah mengetahui lebih dalam permasalahan yang terjadi, saya akan membuat daftar alternatif-alternatif penyelesaian yang mungkin dapat dilakukan dalam bentuk list/data. Penyelesaian yang telah dibuat itu tidak semerta-merta dapat langsung diterima atau dijalankan, tetapi perlu dianalisa kembali dan setelah itu barulah diuji coba dengan dipraktikkan langsung ke dalam permasalahan. Yang menjadi patokan utama saya dalam menyelesaikan suatu permasalahan adalah keadilan yang tidak memihak, bukti yang pasti/jelas, kewajiban yang seharusnya dilakukan, dan hak yang seharusnya dimiliki (HAM), kejujuran dalam bertindak dan bersikap juga mempengaruhi pertimbangan penilaian penyelesaian masalah.

3.      Makna tugas bagi setiap individu :

Arini, XIA1 – 1
Agar kita menyadari posisi kita di masyarakat dan memikirkan segala tindakan kita juga menghargai orang lain.

Cherlita, XIA1 – 2
Makna tugas ini yaitu menjadikan kita sebagai orang yang memiliki toleransi terhadap sesama, menegakkan keadilan, dapat menyelaraskan hak dan kewajiban, kritis berpikir dan menanggapi suatu masalah, peka terhadap lingkungan, dan mengasihi musuh kita. Sehingga dengan kualitas seperti itu kita dapat hidup dengan lebih baik dalam masyarakat.

Fredo, XIA 1 – 7
Dalam proses pengerjaan tugas, hal yang dapat saya pelajari/maknai adalah saya menjadi lebih paham dan mengerti apa arti dari sebuah keadilan serta HAM dan bagaimana pengaplikasiannya dalam kehidupan kami sehari-hari. Untuk menyelesaikan sebuah masalah juga memerlukan penyampaian yang baik, agar masalah yang terjadi dapat segera diselesaikan dengan aman dan lancar, tanpa kesalahpahaman dalam penyampaian penyelesaian konflik.

G. Henry, XIA 1 – 8
Saya dapat mempelajari bahwa dalam kehidupan remaja jaman sekarang telah tercemari oleh kekerasan dapat disebut sebagai mafia mafia pelajar. Golongan golongan ini lah yang menyebabkan pertikaian tersebut yang makin lama makin memanas.

Tiffany, XIA 1 – 19
Keadilan sejujurnya sudah dipertahankan dan dibela sejak lama, namun keterbatasan dalam pelaksanaannya lah yang selalu menggagalkan atau mempersulit diadakannya keadilan yang benar-benar adil secara bersih.Pengawasan yang kurang bisa dilakukan dengan maksimal karena adanya batasan-batasan tertentu juga membatasi perlakuan nyata wujud keadilan. Malahan, beberapa orang yang kurang mengerti mengenai yang dimaksud dengan keadilan sesungguhnya akhirnya malah menyalahgunakan hak yang diperolehnya demi kepentingan pribadi yang tidak memikirkan kondisi lingkungan di sekitarnya dan juga masyarakat luar, sehingga malah menjadi tercipta ketidakadilan bagi orang lain. Keadilan memang sulit untuk dipraktikkan secara nyata, namun kita dapat mulai berpikir, bersikap, dan bertindak secara adil dimulai dari hal-hal kecil dan sederhana yang mencolok di sekitar kita. Bersikap adil kadang sulit dan dibatasi, tetapi kalau keadilan tidak dibela maka manusia tidak dapat hidup layak dan memungkinkan terjadinya hal-hal yang tidak diduga oleh karena ulah manusia itu sendiri.



0 comments:

Post a Comment

 
;