3.
Kesimpulan dan Refleksi
Keadilan
dan penggunaan HAM yang terjadi dalam konflik tersebut adalah Hal yang membuat
adil atau tidak adil dalam kasus tersebut adalah pelaku melakukan kekerasan
terhadap korban, padahal dalam Undang – undang telah dinyatakan bahwa siapa
saja memiliki hak bebas untuk hidup tidak disiksa atau dianiaya. Pelaku juga tidak
mendapatkan hukuman yang setimpal dengan perbuatannya, sehingga hal tersebut
dapat dikatakan tidak adil.
Perintah
Tuhan berkaitan dengan kasus kekerasan ini disampaikan dalam injil Matius 5 :
44 yang berbunyi : “44 Tetapi aku berkata kepadamu : Kasihilah musuhmu dan
berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu.” dan Lukas 6 : 27 – 28 yang
berbunyi: “27 Tetapi kepada kamu, yang mendengarkan Aku, Aku berkata :
Kasihilah musuhmu, berbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu; 28 mintalah
berkat bagi orang yang mengutuk kamu; berdoalah bagi orang yang mencaci kamu.”
Kedua ayat yang serupa tersebut ingin menyampaikan kepada kita bahwa Tuhan
ingin kita mengasihi musuh kita, bukan membenci musuh kita, apalagi melawan
kekerasan dengan kekerasan seperti dalam kasus penyiraman air raksa ini.
Melawan kekerasan dengan kekerasan hanya akan memperburuk keadaan, tetapi
sebaliknya, apabila kita melawan kekerasan dengan kasih, terciptalah kedamaian.
Refleksi :
1.
Sikap agar
HAM dapat dijunjung tinggi :
Arini, XIA1 – 1
Sikap saya yaitu menghargai hak semua orang dan tidak membeda bedakan satu
sama lain.
Cherlita, XIA1 – 2
Menurut saya, agar HAM dijunjung tinggi, saya akan bersikap sebagai berikut
:
1. Sikap
toleransi dan saling menghargai antar sesama
Sikap toleransi ini tidak terbatas hanya pada toleransi antar suku, agama,
ras, dan golongan saja, melainkan juga penghargaan atas hak dan kewajiban orang
lain dalam masyarakat.
2.
Kesadaran
hukum
Maksud kesadaran hukum disini ialah setiap orang harus sadar dan mengerti
akan hukum dan aturan yang ada di masyarakat serta mematuhinya. Tetapi, sikap
patuh tersebut bukan semata – mata karena rasa takut akan hukum tersebut,
melainkan adanya perasaan bahwa hukum diperlukan untuk mencapai kesejahteraan
dan keteraturan.
3.
Keseimbangan
antara hak dan kewajiban
Setiap orang memiliki hak asasi manusia, yang diantaranya adalah hak untuk
hidup, hak untuk bebas, hak untuk tidak disiksa, hak untuk memilih pekerjaan, agama,
dan lain sebagainya. Di sisi lain kita juga memiliki beberapa kewajiban yang
harus kita jalankan dalam hidup bermasyarakat. Kewajiban itu antara lain
menghargai hak orang lain, menaati hukum yang berlaku, dan menjalankan perintah
agama.
Fredo, XIA 1 – 7
Menurut saya, agar HAM dapat dijunjung tinggi maka saya akan bersikap :
Agar HAM dapat dijunjung tinggi, sikap saya yang tepat adalah :
1.
Melaksanakan
hukum yang berlaku.
Dengan adanya hukum, diharapkan agar segala persoalan dalam kehidupan
manusia dapat diatasi dengan seadil-adilnya. Dengan demikian, keadilan dapat
menjunjung tinggi HAM.
2.
Menghormati
hak dan privasi orang lain.
Hak dan kewajiban adalah salah satu komponen yang
penting untuk dijaga dan dihargai oleh setiap orang. Juga tidak menutup kemungkinan
privasi tergolong dalam HAM. Kita harus menghargai hak dan urusan pribadi orang
lain, agar HAM tetap dapat dijunjung tinggi.
G. Henry, XIA 1 – 8
Saya akan menegakkan keadilan dengan tidak
terlibat terhadap kekerasaan antar pelajar, menjauhkan masa dari konflik yang
dapat mengakibatkan permusuhan dan kekerasan. Salah satu contoh dari tindakan
tersebut adalah memediasi konflik antar pelajar.
Tiffany, XIA 1 – 19
Menghargai orang lain, berani membela keadilan dan
menegur yang berbuat salah atau tidak benar, bersikap jujur, tidak seenaknya
sendiri (egois) adalah beberapa sikap yang dapat kita buat untuk membela hak
asasi setiap manusia. Tidak membeda-bedakan sesama berdasarkan SARA-nya,
menerima sesama apa adanya, tidak merendahkan mereka dan mau berhubungan/bersosialisasi
dengan siapa saja, bersikap terbuka, tidak mengucilkan siapapun.
2.
Sikap sebagai
tokoh penyelesai masalah :
Arini, XIA1 – 1
Saya sebagai tokoh penyelesai masalah akan menyelesaikan masalah ini dengan
seadil mungkin dan sebenar benarnya sesuai dengan kenyataan yang terjadi.
Cherlita, XIA1 – 2
Disini tokoh penyelesai masalah yang berperan ialah polisi. Seandainya saya
sebagai polisi, saya akan menyelesaikan masalah ini seadil – adilnya, dengan
pertama – pertama mengadakan pengendalian sosial dengan mediasi, yaitu
menengahi permasalahan antar siswa. Pertama – tama saya akan menggali
keterangan dan cerita dari masing – masing pihak, kemudian menganalisisnya. Setelah
dianalisis, saya akan melihat sisi masing – masing pihak. Bila salah satu
bersalah, melihat keadaannya sebagai pelajar, memang perlu dihukum tetapi
dengan proporsi yang pas. Misalnya dengan membinanya di kepolisian agar tidak
mengulangi hal serupa. Karena sebagai pelajar, ia masih punya kewajiban belajar
sehingga tidak usah di penjara.
Fredo, XIA 1 – 7
Apabila saya terpilih sebagai tokoh penyelesai masalah, hal yang dapat saya
lakukan untuk menyelesaikan masalah adalah menjalankan hukum sesuai dengan
prosedur dan aturan yang berlaku. Hal itu disebabkan karena hukum adalah hasil
dari kesepakatan bersama. Dengan demikian, masalah yang sedang terjadi dapat
diselesaikan secara adil dan tidak merugikan pihak mana pun.
G. Henry, XIA 1 – 8
Memediasi dan tidak memihak, menjadi tokoh netral
yang dapat menyelesaikan masalah dengan damai. Karena saya percaya segala
konflik dapat di selesaikan tanpa kekerasan dan jalan terbaik adalah toleransi.
Tiffany, XIA 1 – 19
Pertama-tama saya akan mempertimbangkan terlebih
dahulu dan mengetahui secara lebih mendalam segala perincian dari permasalahan
yang ada, karena jika saya tidak/kurang benar-benar mengerti permasalahan apa
yang ada maka saya nantinya akan kesulitan untuk memecahkannya. Setelah
mengetahui lebih dalam permasalahan yang terjadi, saya akan membuat daftar
alternatif-alternatif penyelesaian yang mungkin dapat dilakukan dalam bentuk
list/data. Penyelesaian yang telah dibuat itu tidak semerta-merta dapat
langsung diterima atau dijalankan, tetapi perlu dianalisa kembali dan setelah
itu barulah diuji coba dengan dipraktikkan langsung ke dalam permasalahan. Yang
menjadi patokan utama saya dalam menyelesaikan suatu permasalahan adalah
keadilan yang tidak memihak, bukti yang pasti/jelas, kewajiban yang seharusnya
dilakukan, dan hak yang seharusnya dimiliki (HAM), kejujuran dalam bertindak
dan bersikap juga mempengaruhi pertimbangan penilaian penyelesaian masalah.
3.
Makna tugas
bagi setiap individu :
Arini, XIA1 – 1
Agar kita menyadari posisi kita di masyarakat dan memikirkan segala
tindakan kita juga menghargai orang lain.
Cherlita, XIA1 – 2
Makna tugas ini yaitu menjadikan kita sebagai orang yang memiliki toleransi
terhadap sesama, menegakkan keadilan, dapat menyelaraskan hak dan kewajiban,
kritis berpikir dan menanggapi suatu masalah, peka terhadap lingkungan, dan
mengasihi musuh kita. Sehingga dengan kualitas seperti itu kita dapat hidup
dengan lebih baik dalam masyarakat.
Fredo, XIA 1 – 7
Dalam proses pengerjaan tugas, hal yang dapat saya pelajari/maknai adalah
saya menjadi lebih paham dan mengerti apa arti dari sebuah keadilan serta HAM
dan bagaimana pengaplikasiannya dalam kehidupan kami sehari-hari. Untuk
menyelesaikan sebuah masalah juga memerlukan penyampaian yang baik, agar
masalah yang terjadi dapat segera diselesaikan dengan aman dan lancar, tanpa kesalahpahaman
dalam penyampaian penyelesaian konflik.
G. Henry, XIA 1 – 8
Saya dapat mempelajari bahwa dalam kehidupan
remaja jaman sekarang telah tercemari oleh kekerasan dapat disebut sebagai
mafia mafia pelajar. Golongan golongan ini lah yang menyebabkan pertikaian
tersebut yang makin lama makin memanas.
Tiffany, XIA 1 – 19
Keadilan sejujurnya sudah dipertahankan dan dibela
sejak lama, namun keterbatasan dalam pelaksanaannya lah yang selalu
menggagalkan atau mempersulit diadakannya keadilan yang benar-benar adil secara
bersih.Pengawasan yang kurang bisa dilakukan dengan maksimal karena adanya
batasan-batasan tertentu juga membatasi perlakuan nyata wujud keadilan.
Malahan, beberapa orang yang kurang mengerti mengenai yang dimaksud dengan
keadilan sesungguhnya akhirnya malah menyalahgunakan hak yang diperolehnya demi
kepentingan pribadi yang tidak memikirkan kondisi lingkungan di sekitarnya dan
juga masyarakat luar, sehingga malah menjadi tercipta ketidakadilan bagi orang
lain. Keadilan memang sulit untuk dipraktikkan secara nyata, namun kita dapat
mulai berpikir, bersikap, dan bertindak secara adil dimulai dari hal-hal kecil
dan sederhana yang mencolok di sekitar kita. Bersikap adil kadang sulit dan
dibatasi, tetapi kalau keadilan tidak dibela maka manusia tidak dapat hidup
layak dan memungkinkan terjadinya hal-hal yang tidak diduga oleh karena ulah
manusia itu sendiri.
0 comments:
Post a Comment